Kaum Pembelajar

Setiap tempat adalah sekolah, siapapun orang adalah guru. Ini adalah prinsip bagi manusia yang merasa dirinya adalah kaum pembelajar. Saya selalu berusaha pada titik tersebut, menjadi kaum pembelajar, tak peduli dimana saya, tak peduli dengan siapa saya, yang penting belajar.

Sejatinya setiap manusia adalah makhluk bodoh, contohnya saya. Saya ini makhluk yang terus berusaha untuk sadar akan bodohnya diri sendiri. Meski kadang malah lupa diri. Sadar bahwa saya sebagai manusia itu tak ada hebat-hebatnya, atau bahasa kerennya saya ini makhluk yang tidak sempurna. Saya, barangkali bisa menguasai tentang sesuatu, lalu terlihat pintar karena bisa melakukan sesuatu tersebut. 

Tapi, kemudian saya toh sadar, bahwa saya ini akan terlihat bodoh oleh manusia lain yang juga menguasai tentang sesuatu sedangkan saya sendiri tidak menguasainya. Saya akan terlihat bodoh olehnya karena tidak bisa melakukan apa yang dia bisa, pun sebaliknya. Tapi, bagi kaum pembelajar, sudut pandang / kesadaran bodoh tersebut justeru malah menyatukan saya dengannya. Tak peduli apapun identitasnya.

Lha wong setiap orang adalah guru tho? Yang disebut guru itu bukan hanya orang yang berprofesi saja, tapi semua manusia. Bagi saya, setiap manusia selalu punya cerita menarik. Cerita yang tentu bersumber pada pengalaman hidupnya, entah itu dinamika kehidupannya disebuah persipangan, atau dinamika olah pikirnya dalam setiap bacaan. Semua punya cerita hebat dengan standar seleranya masing-masing.

Pada setiap cerita, pasti selalu ada pengetahuan. Maka, setiap orang yang bercerita pada dasarnya sedang mentransfer pengetahuan. Sebagai kaum pembelajar, sudah seharusnya untuk tidak menyepelekan tentang cerita. Pahami dan dengar baik-baik apa ceritanya, bukan pada siapa dia yang sedang bercerita. Sebab substansinya bukan pada identitas perseorangan.

Selebihnya, pada setiap cerita (pengetahuan) yang kita dengarkan baik-baik, kita harus memberi ruang kebebasan bagi akal, agar memberi sudut pandang yang baik pada setiap cerita yang didengar. Sebagai kaum pembelajar, kita tak perlu membatasi diri untuk belajar kepada siapa, apapun identitasnya, dan jangan berhenti pada titik yang sama, belajar itu dimana saja. Mari terus belajar. Terus perbanyak belajar untuk memperolah banyak sudut pandang.


0 Response to "Kaum Pembelajar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel