Review Yowis Ben 2: Dari Alur, Momen, dan Hikmah Filosofi
15 March 2019
Add Comment
Bayu, Doni, Yayan dan Nando telah lulus dari SMA.
Yowis Ben pun tampil di acara perpisahan sekolah. Yowis Ben kian sukses ketika
di manajeri oleh Cak Jon, mereka manggung sana-sini. Dibalik suksesnya band
mereka, ternyata setiap personil punya masalah pribadi.
Pertama, Bayu, punya masalah ekonomi bersama
keluarganya. Rumah tempat dia tinggal bersama Cak Jon dan Ibunya ternyata 3
tahun ngontrak dan belum dibayar. Yang punya kontrakan pun
datang dan menagih untuk segera melunasi atau mereka harus angkat kaki.
Kedua, Nando, punya masalah dengan calon ibu barunya
yang merupakan seorang biduan, ayahnya yang merupakan duda terlihat mesra
dengan biduan tersebut (sebut saja PDKT). Nando pun berkata, “Wis, iki pasti
rabi meneh!”. Hal yang membosankan bagi nando adalah ia tidak betah terus di
bully teman-temannya, terutama Doni.
Ketiga Doni, yang tetap berisik dan geger karena ke
jombloannya. Yang bikin pusing si Doni adalah, squad Yowis Ben itu sudah pada
punya gebetan. Bayu masih sama Susan, Nando banyak yang suka, dan Yayan, oke
Yayan, ternyata lulus SMA dia taaruf dan menikah. So, tinggal
Doni yang nganggur tebar pesona sana-sini, sampai mau nembak cewek harus
latihan dulu sama Bayu. Dan pas waktunya nembak ke cewek yang disuka, ya, you
know lah, dia kena tabok. Dua kali.
Keempat, Yayan, Drummer yang juga ahli bermain bedug
masjid, yang kalem dan manutan ternyata lebih halal duluan. Ketika Cak Jon
memberikan lembaran kertas kepada mereka, pas melihat di tanggal 17, Yayan
berkata, “Tanggal 17 ora iso. Aku rabi.” Sontak semua kaget, terutama Cak Jon
yang sudah lama gersang menjomblo. Masalah Yayan bertambah, ia harus ngopeni keluarga
barunya dan Yowis Ben.
Selain problem di atas, sosok Susan
di Yowis Ben 2 hanya tampil di awal saja. Yakni ketika momen Susan bertemu Bayu
untuk mengutarakan bahwa dirinya akan kuliah di Jerman dan disitulah mereka
putus cinta. Tentu Bayu kaget, keduanya padahal sedang dalam masa-masa yang
harusnya terus bareng-bareng.
Jerman? Jejere Kauman? |
Apalagi rencana mereka berdua akan kuliah bareng di
Malang. Belum lagi musuhnya si Bayu, Roy, ternyata juga akan kuliah di Jerman
bareng Susan. Wis to, panas total Bayu. Tapi karena mendengar langsung ibunya
yang ditegur pemilik kontrakan, Bayu malah bilang, “Wis, buk pie nek Bayu ora
usah kuliah ae?”
Cak Jon selaku manajer minta di bayar Rp. 500.000, tak
tanggung-tanggung, jadwal yang di tawarkan ke Yowis Ben setelah tenar di Malang
kian banyak. Tapi, ya, tapi, manggungnya itu di Lapas, Perpisahan Anak TK
sampai Panti Jompo. Dan yang bikin geger adalah ketika manggung di Lapas, ia
diteriaki, “Turun!! Turun!!” dan akhirnya mereka turun sampai para penontonnya
naik sendiri-sendiri ke panggung, musik pun seketika berubah menjadi dangdutan.
Singkat cerita, ketika mereka pusing dengan masalah
pribadi dan nyleneh manajemen dari Cak Jon yang cuman “Modal Wani lan Nyocot” (Baca: Monicot), Bayu dan Doni
bertemu sosok Cak Jim di pinggir jalan, katanya Cak Jim merupakan manajer
artis, manajer band yang telah memopulerkan banyak band. Yowis Ben pun
ditawari. Datanglah di suatu pertemuan khusus antara para personil Yowis Ben dengan Cak Jim
beserta asistennya, Marion.
Cak Jim, nawarin ke Bandung. |
Yowis Ben ditawari akan populer dan sukses, tapi
syaratnya mereka harus pergi ke Bandung. Bayu setuju, karena uangnya bisa untuk
bantu Ibunya. Doni setuju karena terhipnotis sosok Marion. Nando pun juga.
Yayan awalnya ragu, tapi dikompori Bayu uangnya bisa untuk lahiran anaknya.
Akhirnya mereka sepakat goes to Bandung dan menginggalkan Cak Jon sendirian.
Singkat cerita lagi, di Bandung inilah banyak tokoh baru,
seperti: Ridwan Kamil (sebagai sosok yang mirip Gubernur Jawa Barat), Gibran
(karyawan Markobar), Preman-preman Bandung (Sebagian pemain Preman Pensiun),
Anya Geraldine (sebagai Asih: sosok asli Bandung, asli Sunda, yang di taksir Bayu. Asih juga merupakan Bos di Markobar). Dan lainnya lagi yang banyak
bertemu serta dialog di dalam angkot.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Yowis Ben 2, cuman satu scene doang gaes. |
Gibran di Yowis Ben 2, jadi Karyawan Markobar dia. Sama, cuman satu scene saja. |
Permasalahan kian rumit di Bandung, sejak awal mereka
di tawari tinggal di apartemen nyatanya cuman di kos-kosan. Di tawari manggung
masuk TV ternyata cuman mengiringi Siti Badriah, bahkan memakai
pakaian buah-buahan mirip badut. Di tawari kolaborasi dengan Rapper youtube
yang banyak subscribernya, ehh malah ribut semua.
Keributan terjadi ketika lagu khas Yowis Ben di
nyanyikan ulang versi rap, yang tentu saja (kata Nando dan Doni) ini merusak roh lagu tersebut. Bayu kalem saja, pun dengan Yayan. Sampai akhirnya Nando marah
besar dan mogol. Rumit tambah rumit, niat ke Bandung yang padahal inging
sukses, tapi honornya segitu-segitu saja dan polemik ngotot-ngototan.
Di momen selanjutnya, Cak Jim
menawarkan ke mereka job manggung keliling Indonesia yang disponsori minuman keras, honornya gak tanggung-tanggung, puluhan juta per personil. Bayu
oke saja yang penting duit, Yayan menolak keras karena sponsornya jauh dari
prinsip beragamanya, "Moh, aku, iki haram," Nando pun sepakat dengan Yayan, kalau Doni ragu (duite sayang rek!).
Iki lo cah, Rapper'e. |
Yayan dan Nando
kekeh tidak mau, Bayu ngotot setuju, si Doni bilang, “Bay, Yowis Ben iki uduk mung
2, Bay,” Cak Jim ngompori, “Kan bisa kolaborasi dengan Rapper,” Bayu nyeyel dan
akhirnya sepakat kolaborasi. Yayan dan Nando marah, jengkel dengan sikap dan cara Bayu,
mereka pun pergi dan pamit mau pulang, sekalian ke Malang.
Di momen yang lain, Bayu sudah dekat dengan
Asih, masa-masa PDKT sudah berjalan. Bayu sering bermain ke rumah Asih. Di
akhir pertemuan, Bayu baru tahu kalau ayahnya Asih adalah sosok penguasa di Bandung, tahu segalanya tentang Bandung, bahkan gerak-gerik Bayu di Bandung pun
diketahui, maka tak heran jika banyak laki-laki yang dekat dengan Asih pada akhirnya mundur.
Di momen yang niatnya mau cari perhatian ke Asih dan Ayahnya, Bayu justru diceramahi dan diketuk hatinya, ayahnya Asih tau bagaimana Bayu terlalu tidak mementingkan kekeluargaan/kebersamaannya dengan Yowis Ben, bahkan bisa sampai ke rumah Asih yang tak peduli sama sekali kalau kawan yang mengantarkannya (sopir angkot) mogok dan penumpangnya pada kabur, Bayu gak peduli dan meninggalkan kawannya. Selain itu Bayu diajarkan juga bagaimana menjadi seorang pemimpin berdasarkan Filosofi Sunda.
Filosofi Sunda itu yakni: 1.) Bageur (Baik), 2.)
Beneur (Benar), 3.) Cageur (Sehat), 4.) Pinter (cerdas). Keempat inilah yang diajarkan ke Bayu untuk jadi pemimpin. Selain itu Bayu juga diajari bagaimana
berharganya sosok keluarga, hal ini yang membuat dirinya sadar, keluarga Yowis
Ben itu bukan hanya Doni, tapi ada Yayan dan Nando. Akhirnya kontrak yang sudah
ditanda-tangani itu dirobek Bayu.
Iki bapak'e Asih. |
Cak Jim tahu kontraknya di robek, “La po iki kon di
suwek? Kon iso tak laporke polisi loh.” Bayu tak peduli, sebab ketika di manajeri oleh Cak Jim, apa yang sering dibilang beda dari apa yang di lapangan. Cak Jim banyak
omong lah pokoknya. Ternyata, ehh, ternyata, pas momen-momennya lagi urusan
robek-merobek kontrak, datang polisi ke kos-kosannya Yowis Ben itu menangkap
Cak Jim. Ternyata dia adalah seorang penipu. (Anjirr dia tertipuuuu!!!)
So, akhirnya Bayu dan Doni menyusul
keluarga Yowis Ben di Malang. Mereka kembali seperti sebelumya, menjadi
band lokal yang banyak job dengan manajer nyleneh nya, Cak Jon. Di momen pulang ini, sungguh haru, sangat haru, tapi haru yang nggilani wkwkwkwk. Di momen ini, mungkin kamu bisa menangis haru atau menangis karena lucu.
REVIEW SINGKAT YOWIS BEN 2:
Yowis Ben 2 adalah lanjutan dari Yowis Ben 1, di seri
ke 2 ini lebih banyak drama, rumit, permasalahannya versi kekinian. Humornya tentu
banyak, tapi versi Jawa Arek Malang. Jawa dan kata Jancok tetap menjadi
khas dari film ini, namun kini makin menarik dengan adanya bahasa Sunda dan
tandingan kata Jancok, yakni Si Borokokok. Di film kedua ini salah satu momen
intinya, saya kira hampir sama dengan Deadpool 2, yakni kekeluargaaan. Keluarga
jauh lebih penting dari sekedar urusan apapun yang kita kejar. Keluarga dalam artian, sosok yang sangat dekat dengan pribadi, bisa teman bahkan
sahabat.
MOMEN LUCU YOWIS BEN 2:
Momen lucunya tentu banyak, sebab ini film genre
komedi. Bagi saya orang asli Lampung yang sukunya asli Jawa, memahami guyonan
Bayu Skak dan kawan-kawan dalam film Yowis Ben mudah saja. Sebab Jawa di
Lampung sangatlah persis dengan versi Malang. Beberapa momen lucu yang saya
tangkap dan kepikiran ketika saya menulis ini adalah ketika Yayan menikah
dengan Mia lewat jalur taaruf. Awalnya wajah Mia ditutupi, Cak Jon yang kelamaan gak
nikah-nikah bilang, “Nek ditutupi ngono, wis pasti elek”. Ehh ternyata, pas dibuka
cantik poll gaess.
Anggika Borsterli (Peran: Mia, Bojone Yayan di Yowes Ben 2) |
Spontan Cak Jon teriak “Jancok!! Nek ngene aku yo gelem, rek. Wis
aku arep daftar taaruf saiki, opo syarate? KTP? Iki!!,” teriaknya di acara
pernikahan yang bikin geger.
Lalu momen ketika Yowis Ben akan memberi karangan bunga di acara
pernikahan Yayan, Cak Jon selaku manajer memberi tugas ke Kamidi untuk memesan
karangan itu dan dipasang, setibanya di lokasi, Cak Jon komentar, “Jancok Kamidi,
tak wei duet go ditulisi Yowis Ben malah ditulis jenenge dewe,” dengan ekspresi
khasnya.
Ada lagi momen ketika Bayu dan Doni di geber motor gede, Bayu pun malu "Don, mudun, don, isin aku digeber ngono. Wis nuntun ae." Dan masih banyak lagi detil-detil dialog lucu yang tentu saja akan
panjang jika saya tulis.
MOMEN ROMANTIS:
Duh, di bagian ini saya kurang terlalu peka, sebab
saya menikmati komedinya. Di bagian ini pula kalau tidak saya tulis dengan gaya
romantis, mungkin akan terkesan tidak romantis, jadi salah satunya
begini: “Tangan yang lembut, mata yang indah, senyum yang menawan,
kutemukan itu darimu, Stevia,” ucapan imajiner saya tentang Nando dan Stevia, di close up pada momen latihan perdana Yowis Ben yang akan tayang di TV. Oke, sisanya
skip, tonton sendiri saja wkwkwkwk.
Momen ketika Bayu dan Asih pun ya banyak romantisnya (ya, tetep ala nylenehnya). |
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN:
Bagi saya kurangnya adalah, kenapa
sih kok nggak ngajak Cak Dave (Londokampung) di Yowis Ben 2, yang diajak cuman Timo
Scheunemann (peran: Cak Jim), (ehh kok cuhrat ini, wkwkwk oke Jancok
lah). Kelebihannya bagi saya adalah keberhasilan memadukan dua
bahasa daerah untuk diangkat menjadi film komedi yang menawan. Di sini juga
Bayu menjelaskan makna Jancok yang lebih kompleks, yang nggak hanya sekedar
sisi negatif saja, yakni ketika ia sedang berduaan dengan si Asih.
HIKMAH FILM YOWIS BEN 2:
Setiap kejadian apapun yang terekam oleh indera pada
dasarnya harus mampu kita ambil hikmahnya. Oke jika sebelumnya saya tahu
Filosofi Jawa mengajarkan Molimo (Moh Limo)- Menolak Lima Larangan: 1.) Mabok
(Mabuk), 2.) Main (Judi), 3.) Madon (Main Perempuan), 4.) Madat (Obat
Terlarang: Narkoba), 5.) Maling (Mencuri), setidaknya di momen film Yowis Ben 2 ini
saya belajar tentang Filosofi Sunda, khususnya filosofi menjadi
pemimpin: 1.) Bageur (Baik), 2.) Beneur (Benar), 3.) Cageur (Sehat), 4.) Pinter (cerdas).
Sekian curahan pikiran saya tentang film Yowis Ben 2. Film Yowis Ben dari seri 1 sampai 2 menurut saya bagus. Tapi sebagus-bagusnya karya pasti ada yang tidak suka. Itu tak masalah lha wong sejelek-jeleknya karya pun pasti ada yang suka juga tho. Yang penting itu berkarya. "Menikmati Karya untuk Berkarya" juga bagus. Menghargai karya itu hal wajib, maka tontonlah karya film ini. (Yeeekkk, akuu dadi promotee!! wkwkwkw). Bye (sorry spoiler banget).
0 Response to "Review Yowis Ben 2: Dari Alur, Momen, dan Hikmah Filosofi"
Post a Comment